PERTEMUANKU DENGANMU
Karya Laili Nur Rochmah
Aku Clara anak centil yang pandai bergaul. Aku hidup dengan satu
ayah, satu ibu, dan dua orang kakak laki2. Waw …!! Lengakap ya…. Suatu
ketika aku di ajak oleh ayah ku pergi ke paris bersama keluarga besar.
Liburan kali ini adalah hadiah ulang tahun ku yang ke-17 th.
Sebelum
aku berangkat aku pergi kerumah temen ku untuk berpamitan ..OMG.. aku
serasa pengen pergi lama. Saat semua keluargaku telah berkumpul kamipun
siap untuk berangkat. Tak lupa kakak kesayangan ku juga ikut. Dia
bernama Dion, anak budheku yang terakhir.
Selama di perjalanan menuju bandara aku hanya hadset’an aja dan tak ikut
bercanda dengan semua keluagaku. Tiba-tiba kak Dion memukul pundak ku
dari belakang. “hai cantik..!! tumben gak ngecebret kayak biasa nya?..”
spa kak Dion “apaan sih….” Jawabku. “dek jangan sombong donk…” kata kak
Dion. Tapi aku tak menghiraukan kata-kata kak Dion dan langsung
melingkarkan badan sambil menutup muka dengan bantal. “dek!! Awas loe…”
kata kak Dion untuk mengakhiri kata-kata nya.
Tidak terasa akhirnya kami sampai di bandara dan langsung masuk ke
pesawat pribadi kluarga besarku. Lagi-lagi kak dion menyapaku. “adek
abang yang cantik.. bolehkan abang duduk bareng ma adek?” Tanya kak
Dion. “silahkan!!” jawab ku singkat . “dek jangan ceberut gitu donk!
Kakak bawa temen nie…” kata kak Dion. “palin-paling Arman yang kuper
itu…” jawab ku sinis. “Yang ini mah beda, nie orangnya…. Gantengkok..”
kata kak Dion. Tiba-tiba dari belakang tubuh kak Dion muncul seseorang
yang ganteng, bertubuh tinggi, dan keren. “siapa kak namanya?” Tanya ku.
“kenalan aja sana..”kata kak Dion. “siapa kak namanya?” kataku sambil
mengulurkan tangan pada lelaki itu. “namaku Kevin, namamu siapa?”
katanya. “Namaku Clara…” jawabku. Kemudian kami bertigapun bercanda ria
hingga tak terasa kami sampai di tempat tujuan. Kami semuapun berkemas
untuk turun dari pesawat dan segera menginjakan kaki ke bumi paris
nan-indah ini. Ternyata kami disana di sambut kerabat kerja papaku yang
tinggal disana. Kak Kevin selalu bersama aku kemanapun aku pergi.
Sedangkan kak Dion selalu berduaan dengan tunangannya.
Begitu kami sampai di paris tepatnya di paris kami langsung menuju
hoteh tempat kami menginap. Waw… gedhe bangets.. uuuuuhhhh… begitu
lelahnya aku setelah melalui perjalanan yang jauh. Langsung aja aku
menikmati kamar mewah yang super duper nyaman. Dadah…!!!! Guys ! aku
tidur dulu ya….
_ Keesokan Harinya _
Cahaya sang surya
yang membuat aku terbangun telah menembus jendela-jendela kamarku hingga
mengenai kulitku. Langsung saja aku ke kamar mandi, berkaca,dan segera
membereskan tempat tidurku. Setelah semua selesai aku segera keluar dari
kamar dan menikmati pemandangan di pagi hari dari gedung paling atas
gedung itu. “ngapain di sini sendirian?” tiba-tiba terdengar suara kak
Kevin yang mengagetkan ku. “Eh… emm…”aku hanya tersenyum. “Aku boleh
nemenin gk?” Tanya kak Kevin. “boleh….” Jawabku singkat. Kamipun
berbincang-bincang sambil melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit
yang terlihat begitu indah. Entah mengapa pada saat itu membuat
perasaaanku jadi bingung. Saat ku tatap wajahnya jantungku berdebar,
berada di dekatnya serasa dunia milik berdua. Baru kali ini aku
sebahagia ini. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Ternyata itu telfon dari
papaku. Papaku menyuruhku segera ke resto tengah untuk makan bersama.
kami berduapun segera turun ke bawah. Wah….. betapa malunya aku saat
itu. “kalian berdua cocok ya…” kata mama. Dan semuapun mulai menyoraki
kami berdua. Seketika itu wajahku menjadi merah. Akhirnya aku duduk di
sebelah kakakku dan kak Kevin duduk bersama kak Dion dan kuluargaku yang
lainnya.
Ketika aku ingin mengambil makanan yang sudah di sediakan di depan.
kak Kevinpun juga sama ingin mengambillnya. Waktu aku ngambil piring kak
Kevin juga ngambil piring, waktu aku mau ngambih salat kak Kevin juga
mengambil salat, saat aku mengambil sendok kita barengan dan seketika
itu aku dan kak Kevin bertatap muka. “kamu mau ngambil? Ambil aja ” kata
kak Kevin. Dan aku hanya tersenyum dan segera mengambil sendok tersebut
kemudian segera duduk. Jarak duduk kami lumayan jauh. Tapi kak Kevin
selalu mencuri kesempatan untuk memandangku dengan tersenyum. Perasaan
dalam hatiku tambah bercampur aduk dengan semua itu. Padahal waktu itu
aku sedang jengkel dengan salah satu temen cowok ku di sekolah. Dia
bernama Aldo. Karna dia adalah cowok yang telah menghianati aku. Jadi
sebelum aku berangkat ke paris aku masih dalam keadaan hati yang begitu
rumit. Dan setibanya di paris aku merasa semua rasa gundahku telah
pergi. Dan aku merasa sangat bahagia sekali.
Seusai makan pun kami berkeliling ke kota paris dan sekitarnya. Tak
lupa aku selalu mengeluarkan kamera digital ku. kakAngel (tunangan kak
dion) selalu menemaniku untuk narsis. Tak lupa kak Kevin dan kak Dion
mengikuti kami. “dek! Foto bareng ma kakak yuk!” ajak kakDion. “ayok..”
jawab ku. “aku yang fotoin ya..”kata kak Angel. Ckrik…. Ckrik…. Ckrik…..
waw kak Dion dan aku terlihat lucu sekali. “sekarang gentian donk…!!”
kata kak angel. Ckrik… ckrik… ckrik… waduh dua cewek cantik lagi foto..
hehehe. “heh! Kevin bengong aja.. sini ikutan foto!” ajak kak Dion.
Kamipun foto bertiga, waw cewek cantik di apit sama dua cowok ganteng.
“eh.. tunggu dulu.. gimana kalau Kevin foto bareng sama clara?” kata kak
Dion. Tiba-tiba tangan ku di gerett oleh kak Kevin dan menggeretku ke
sebelahnya lalu kamipun foto berdua. Bertambah dasyatnya detah jantungku
pada waktu itu.
seusai kami foto-foto kamipun berbelanda membeli souvenir yang bagus
bangets. . kemudian kami kembali ke hotel lalu kembali ke kamar
masing-masing. Aduh… badanku terasa pegal sekali setelah berjalan-jalan.
Malam
harinya aku diajak oleh kak Kevin untuk jaln-jalan ke suatu tempat yang
sering dii kenal dengan menara evel. Indaah sekali. Malam yang gelap di
hiasi oleh cahaya yang kerlap-kerlip di setip sudut menara. Membuat aku
dan kak Kevin tak ingin melewatkannya. Kamipun berhenti sejenak untuk
menikmati suasana yang romantic itu.Aku hanya berdua dengannya. Tanpa
ada satupun orang yang tau termasuk mama dan papaku.
“hei! Kok
bengong? Lagi mikirin apa hayoo?!” sambil menyengol tubuhku yang
krempeng ini hingga aku hampir terjatuh dari sebuah bangku yang ku
duduki itu.
“eh! Aduh..” menahan badan agar tidak sampai tersungkur. “lagi mikirin seseorang. Emangnya kenapa?”
“siapa orang yang kamu pikirkan?”
“emm.. seseorang yang udah bikin aku sakit hati. Ah… sudah lah tak usah di bahas gak penting banget.”
“oh.. cowok?”
“ya.. gitu deh..”
“Gk usah di pikir kalo gak penting. Apa lagi kalo bikin kamu jadi sedih. Kan udah ada aku di sini jadi, seneng-seneng aja”
“hemmm..” aku hanya tersenyum
“eh.. aku punya cerita lho.. mau dengerin gk?”
“boleh..”
“suatu hari hiduplah pangeran yang gagah dan ganteng namanya pangeran Leo. Ya.. orangnya kayak aku gini……”
“ih.. PD”sambil melipatkan tangan pada dada
“eh..
belum selesai ceritanya.. aku lanjutin ya… , pangeran itu memiliki
peliharaan hewan yang lucu. Namanya Ole dia adalah seekor kucing. Suatu
hari pangeran Leo mengajak si ole untuk jalan-jalan di sekitar taman
kerajaan. Saat mereka sedang duduk-duduk santai sambil menikmati
indahnya bunga, pangeran menemukan sebuah tanaman bunga yang indah dan
langka. Dan dia ingin sekali membudidayakan-Nya. Akhirnya pangeran
menyuruh para pelayannya untuk membantunya membudidayakan di tempat
tersendiri dan tak diketahui oleh siapapun. Pangeran Leo berkata pada
para pelayannya.” Pada suatu hari nanti aku akan memperlihatkan hasil
dari budidayaku kepada calon permaisuriku. Kemudian……” wajah kak Kevin
sangat serius waktu itu
Aku memperhatikanya dengan begitu
seksama. Dan aku tak mendengarkan ceritanya. Aku hanya diam dan
memandangi wajahnya yang ganteng itu. Tak sadar aku memotong cerita kak
Kevin dengan berkata“ andai saja Aldo seperti kak Kevin yang humoris dan
perhatian. Kak Kevin buat aku jadi lupa tentang semua permasalahnkku.
Terimakasih kak..”
“…dan pangeranpun jatuh cinta pada… “ kak Kevin berhenti bercerita. “ha!! Apa? Kamu tadi bilang apa?”
“ oh.. em.. (aduh kok keceplosan sih) nggak kok gak papa. Terusin aja ceritanya”
“males… lagian, kayaknya kamu dari tadi juga gak dengerin aku cerita kan?!”
“emang
aku sengaja gk dengerin! Habis ceritanya jelek sih.. wekk…” akkupun
menjulurkan lidah dan berlari menghindari serangan yang akan datang.
“heh! mau kemena kamu? Awas kamu aku kejar!”
“coba aja kalo bisa wek..”
Kak Kevin pun mengejarku dan kami berdua saling kejar-kejaran. Hingga aku terjatuh.
“au… aduh…” aku merith kesakitan
“ waduh kamu kenapa?”
“ah.. kamu ini pakek Tanya lagi. Sakit nih..”
“ ya ampun maaf.. sini lihat mana yang sakit”
“
nih di jidat kamu!” sambil menujuk jidatnya dan aku lansung lari lagi.
“hei! Di bohongin aja mau hahahahaha”.akupun langsung lari ke mobil.
“hei..
kurang ajar.. ahk.. aduh.. sesak nafasku kumat.. pasti ini gara-gara
aku lari-lari gimana nih..”. jarakku waktu itu jauh darinya. Batang
hidungku sudah tak terlihat.
Akhirnya kak Kevin membeli minum air
mineral di toko terdekat untuk meredakan sesaknya. Tapi sayang obatnya
ketinggalan di mobil.
“waduh.. kok lama ya.. mana kak Kevin kok masih nggak kelihatan sih?” sambil menari-marikan jemariku di badan mobil.
Setelah
beberapa menit kemudian kak Kevinpun datang. Dan aku menanyakan kenapa
lama sekali dan kak Kevi bilang katanya tadi ketemu sama temennya trus
ngobrol jadi agak lama. Dan setelah itu kamipun pulang.sesampainya di
hotel akupun tidur di kamar kak Angel.
Besok tepat pada hari minggu
papaku ingin merayakan ultahku ini disebuah taman yang di disaint sangat
romantis. Dan acaranya pada malam hari. Malam yang begitu gelap di
hiasi oleh sinar lampu yang berkelip-kelip di sepanjang jalan menambah
ke romantisan suasana. Terdapat beberapa tatanan kursi yang begitu rapi
unuk para keluarga. Bunga-bunga yang berwarna merah mengelilingi seluruh
taman. Terdapat pula sebuah panggung mini yang di atasnya terdapat
sebuah meja kecil, mix crofont, dan alat music kesukaanku yaitu biola.
Aku dah gk sabar menantikan acara besok malam.
Hei!. Kak Angel yang mengagetkanku sambil menepuk punddakku. “cie..
lagi ngelamunin apa nie?. Bagi cerita donk…”. Akupun menjawabnya sambil
tersenyum. “ aku dah gk sabar kak sama acara besok malam”. Kak Angel
menjawab, “ gk sabar sama acaranya pa gk sabar nerima kadonya?” jawabku
lagi, “em… dua-duanya dech.. hehe”. “udah ah,, tidur yuk.. dah malem
nie,,, katanya dah gk sabar… ayo di buat tidur aja biar gk terasa…”.
“ok!!!!”.
Kring…kring…kring… terdengar suara jam beker kesayanganku yang
sesalu aku bawa ke mana-mana. Dan akupun terbangun. Begitu aku terbangn
akupun melihat bunga mawar merah dikasur tempat aku tidur. Ku lihat
dengan teliti. Dan aku tidak menemukan siapa pengirimnya. Di situ
terdapat kartu ucapan yang isinya, “ happy b’day.. untuk orang yang
paling baik yang ku kenal.. tersenyumlah semanis bunga ini unukku.
Sebagai ucapan trimakasih. Because, Your smile is refresh my heart.”
Ternyata bunga itu pemberian dari kak Kevin. Ternyat tanpa ku sadari kak
Kevin mengendap-endap masuk ke kamarku yang lupa aku kunci.
Saat yang ku tunggupun datang. Di sana suasananya sangat ramai dan
cukup meriah. Aku memaikan biola kesayanganku setelah papa memberikanku
sebuah kue tar untuk ku tiup. Aku membawakan lagu yang berjudul DEALOVA.
Aku bernyanyi bersama kak Angel.yah.. begitu cepat berlalu akhirnya
pesta berakhir. Dan aku kembali ke kamar dan bermimpi indah. Sampai pada
saatnya tiba.
Tak terasa seminggupun telah berlalu, aku segera
mengemasi barangku dan segera pulang. Di pesawat aku menggenggam kalung
pemberian kak Kevin dan memandanginya dengan begitu teliti. Aku jadi
merasa sedih sekali karena aku harus segera berpisah dengannya dan
mungkin aku tak akan bertemu dengannya lagi. Air matapun tak ingin
kalah, ia tidak sungkan sungkan untuk keluar dari mataku dan membasahi
pipiku yang merah merona. Kemudian aku tertidur dengan kalung yang ku
genggam begitu erat.
“nak.. bangun udah sampai…” terdengar suara papa
yang membangunkan ku. “ya…” jawab ku pendek. Aku berdiri dan melihat
kearah kak Kevin. Ternyata ia baru terbangun dari tidurnya yang begitu
pulas. Akupun turun dengan perasaan yang begitu bercampur aduk. Setelah
semua barang telah ditunkan dari pesawat kamipun berkumpul di sebuah
restoran dekat bandara untuk menunggu jemputan dari sopir pribadi
papaku.
Di sana aku tidak makan tapi hanya memesan minuman saja. Aku
masih kepiran dengan perkataan kak Kevin waktu itu. “clara..trimakasih
telah memberikanku liburan yang begitu menyenangkan. Terimakasih juga
buat Dion. Dengan adanya liburan kali ini serasa hidupku tak percuma dan
aku senang sekali bias bertemu dengan mu di sini. Di tempat yang belum
pernah ku temui dan tempat yang sangat indah sekali untuk sisa umurku
ini. Kamu tau mengapa akku berkata seperti ini? “ akupun menggelengkan
kepala. “karena aku tak lama lagi untuk tinggal di dunia ini…” katanya
waktu kami sedang jalan-jalan berdua di sekitar hotel. Air matakupun
mulai berlinang kembali. Karna kak Kevin menderita penyakit yang tak
bias di sembuhkan. Aku tau dsri kak Dion tapi sayangnya dia tak
memberitahuku apa nama penyakitnya.
Tin..tin.. terdengar suara
klakson dari mobil papaku pertanda bahwa kami telah di jemput dan harus
segera pulang. Aku hanya melihat sekilas wajah kak Kevin yang tersenyum
padaku dan segera pulang. Kupun kirimkan smsku untuk kak Kevin “good
bye…” tapi tak ada balasan dari dia. Itu saat terahir kalinya aku
mengirim smsku untuk kak Kevin.
2 minggupun berlalu aku tak kunjung di sms oleh kak Kevin. Aku
merasa kangen sekali padanya. Akupun mengambil album dan melihat fotoku
dengan kak Kevin dan akupun memandanginya dengan menangis. mengapa
begitu cepat? Mengapa pertemuanan ini membuat aku merasa senang sekali.
Tiba-tiba hp ku berbunyi. Ternyata itu sms dari kak Kevin yang selama
ini ku tunggu. “maaf ya baru bias sms sekarang… kakak beberappa hari ini
lagi gk enak badan… kakak Cuma mau bilang kalau kakak terkesan sama
kamu sejak pertemuan kita di paris 2 minggu yang lalu. Walau mungkin
kamu sudah gk inget sama kakak.. tapi kakak selalu inget ma u.. cinta
memang kadang membut kita menjadi terpisah bahkan kadang cinta juga bias
mendatangkan air mata. Tapi kakak yakiin satu hal walau toh kita mati
tapi jika kita selalu menyimpanya dengan begitu rapi dan di tutupi oleh
senyuman pasti akan berbuah indah dan selalu di kenang sampai
mati.mungkin ini sms kakak yang terahir. Terimakasih ya sudah memberikan
kenangan pada kakak yangbegitu indah… see you, kamu selalu di hati
kakak.” Ujarnya dalam sms. Akupun tak kuat menahan derasnya air mata
yang terus mengalir ini. Tanganku gemetaran tak kuat untuk membalas
kata-katanya dan aku memutuskan untuk telfon ternyata tak di angkat.
Hingga ku berulang-ulang untuk menulfonnya tapi tetap saja tak di
angkatnya.
Akhirnya keesokan harinya aku memutuskan untuk menelfon
kak Dion juga tak di angkat, kak Anggelpun juga demikian. “Ya sudahlah
lebih baik aku menunggu kabar kak Kevin setelah menghubungi aku”. 3
haripun berlalu aku di telfon oleh kak Anggel dan aku di suruh untuk
bersiap-siap karena aku akan di ajak ke rumah kak Kevin bersama kak
Dion. Akupun segera bersiap-siap lalu pergi bersama mereka. Di
perjalanan kak Dion dan kak Anggel hanya diam saja dan tak berkata
apa-apa, kami salling diam-diaman tak ada satu katapun yang terdengar
pada watu itu. Mata mereka berduapun sembab seperti habis menangis. ada
apa ini? Apa sesuatu telah terjadi pada hubungan mereka? Ataukah terjadi
sesuatu pada kak Kevin? Oh… tuhan apa yang terjadi? Mengapa mereka
tidak memberitahuku jika telah terjadi sesuatu?.
Akhirnya kami
sampai di tempt tujuan. Begitu banyak orang yang berdatangan pada waktu
itu ada apa ini?. Akupun turun dari mobil dan melihat kesekitar rumah
kak Kevin. Banyak sekali orang yang berkumpul pada waktu itu terlihat
juga papa dan mama. Mereka semua sedang memakai baju hitam-hitam. Dan
yang membuat aku terkejut adalah bendera kuning yang berkibar di dinding
rumah kak Kevin.
“kak Angel apa yang telah terjadi?” Tanya Clara
“hu…hu…hu..” kak Angel tak bisa menahan rasa harunya.
Langsung
saja aku masuk ke dalam rumah. Saat aku masuk banyak sekali orang yang
berdatangan sambil membacakan doa kautsaran. Di tengah-tengah mereka
terdapat seorang lelaki yang terbungkus kain kafan dengan wajah yang
pucat.
Tak kuat aku menahan air mata yang mengalir ke luar dari
rongga-rongga mataku. Akupun menghampiri ibunya kak Kevin dan bertanya
“a..apa benar ini Kevin?” tanyaku sambil meneteskan airmata. Ibunya pun
hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa berkata apa-apa. Dan ibunyapun
memeluk ku dengan begitu erat sambilmenangis tersendu-sendu.
Kemudian
aku menghampiri zenajah tersebut. Ternyata walau dia sudah tiada tapi
rasa detak jantungku masih sama seperti dulu saat aku petama jumpa
dengannya. Aku memandangi wajahnya dengan tersenyum. Karena pada saat
itu aku meresa bahwa dia tersenyum padaku.
Seketika itu tetesan air
matakupun berhenti. Entah mengapa serasa aku melihat dia bahagia di
sana.”oh.. tuhan perpisahan ini membuat hatiku merasa hancur. Tapi jika
ini memang terbaik, maka terimalah ia di sisimu. Istana surgamu pastikan
indah dengan cinta yang ia bawa dariku”. Kataku dalam hati
Akupun
kembali memeluk ibunya kakKevin dan berkata “ tante… jangan engkau
tangisa anakmu yang baik hati ini. Tangisanmu hayna akan membawakan
keburuk buatnya. Aku yakin ia telah bahagia di sana.” Ibunya kak
Kevinpun melepaskan dekapanku dan berkata “ya nak.. ibu mengerti..
terima kasih ya kamu sudah mau dating jauh-jauh kemari.” Akupun
membalasnya dengan senyuman.
Aku,teman-temanku, seluruh keluarga besar kak Kevin termasuk mama
papaku ikut mengbumikan. Banyak sekali yang menangis pada waktu itu. Di
antaranya nenek kak Kevin yang paling tua. Aku jadi sedih melihatnya.
Andai aku bias membawa kak Kevin kembalipasti nenk itu akan sangat
senang. Tak sedikit ku lihat orang di sekitarku menangis hingga seusai
pemakaman. Pada waktu itu akupun juga menangis tapi tangisanku di sertai
senyuman yang manis untuk kak Kevin.
Hal yang paling membuatku
sedi adalah saat aku di kirimi sms oleh kak Kevin untuk teraakhir
kalinya. Hanya sms itu dan pemberian kalungnyalah yang tersisa. Aku
selalu mengenakan kallung tersebutsetiap saat.
“hai Clara!” terik tante Erna ibunya kak Kevin yang mengagetki ku
“ya tante ada apa?”
“ayo kita duduk di halaman belakang!”
“baik..” jawabku singkat
“em..
saya mulai dari mana ya.. Em… gini sebelum Kevin pergi dia bilang sama
tante bahwa dia telah menemukan gadis yang dapat memikat hatinya. Dan
katany kamu tau siapa orangnya. Boleh tidak tante Tanya siapa cewk yang
telah memikat hatinya itu?” Tanya tante erna serius
Sambil mengeleng-gelengkan kepala aku menjawab. “lho.. saya tidak tau benar.. tidak tau.”
“yang bener..??”
“ya benar..” sambil menganggukkan kepala
Beberapa saat kemudianaku bertanya. “ tante memang kenapa kok Tanya siapa cewek yang sudah memikat hatinya?
“soalnya tante habis menemukan sebuh buku diary di laci kamar Kevin.
“ permisi kalau boleh Clara tau memang isinya apa tante?”
“pokoknya
di dalam buku di ceritaka kisah-kisah mantan pacarnya yang menyedihkan.
Lalu suatu hari dia di ajak oleh temanya ke suatu tempat untuk
berlibur. Di sana dia bertemu dengan seorang wanita dan wanita tersebut
adalah adik dari temannya itu. wAnita itu selalu membut ia selalu
tersenyum. Nah.. pada saat pertemuan itunlah dia merasa bahwa wanita itu
bias menggantikan posisi mantannya. Dan di sana juga di tulis bahwa dia
senag sekali bias membelikannya kalung, walau itu hanya kalung murah.
Pokok masih banyak lagi deh..”
“Oh.. gitu ya.. boleh gak saya lihat diary-nya?”
“boleh sebentar tante ambilkan dulu.” Jawab tante erna.
Beberapa
menit kemudian tante erna datang dengan membawa buku harian tersebut.
Kemudian membawanya kehadapanku dan aku pun melihatnya dengan air mata
yang berlinang dipipiku. Tak ku sangka bahwa selama ini dia menyimpan
rasa sayang padaku. Di buku ini tertulis jelas bahwa dia sayang padaku.
Dalam hatiku berkata “mengapa engkau tak mengatakan sejak dulu? Dan
mengapa kita tidak saling mengenal sejak dulu? “.
Tapi kini dia
telah tiada didunia ini tapi ada dalam hatiku. Dan aku tetap selalu
mengingat bahwa jangan mencintai seseorang melebihi rasa sayangnya
kepada tuhan.
Aku ingin sekali mengatakan kepada tante erna bahwa
akulah orang nya. Tapi, setiap aku ingin mengatakan hatiku mengatakan
jangan.
Haripun telah gelap mama dan papaku juga kak Angel mengajaku untuk
pulang. Tetapi tante Erna menyuruh ku untuk menyinap. Sayang sekali
ajakan tante Erna tidak bisa membuat aku menginap disana. Tante Ernapun
menyuruhku membawa buku harian kak Kevin. Bertambah satulah kenangan
dari kak Kevin.
Hari demi haripun berlalu. Walau aku jauh dari tante
Erna namun kami masih sering calling-callingan. Sampai pada akhirnya aku
bisa mengatakan pada tante Erna bahwa akulah wanita yang telah sedikit
membuatnya tersenyum dan melupakan semua kenangan buruknya. Selamat
tinggal kak Kevin… see you… aku akan selalu mengenang pertemuan kita
meskipun pada kenyataannya kita tidak bisa menyatu.
~ TAMAT ~
PROFIL PENULIS
Namaku Lely. aku sekolah di jombang aktivitasku kalo lagi nganggur
ya... nulis cerpen. cita-citaku jadi wartawan. aku kelas 11 ( 2 sma ).
almat FBku lolipoplely@ymail.com nama FB-nya laydies lely
Follow Twitter @menjejak